This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 12 Juli 2014

DEMOKRASI KIAN MERAPUH (PUISI)

DEMOKRASI KIAN MERAPUH
Karya : Sri Wahyuni Syukur


            Sekian lama berjalan dalam jeruji politik
            Yang kian mencabik dalam relungan hak mereka
            Bahkan mereka bergulat dengan senapan di bibir merah mereka
            Berlalu lalang di tengah tiang beralaskan seikat semangat

            Namun mengapa demokrasi menjadi hambar seketika
            Mata telanjang membutuhkan semangat demokrasi
            Merekalah masyarakat pemberani
            Bergema bagai seuntai hati

            Suara semakin mencekik kaki bumi
            DEMOKRASI
                        DEMOKRASI
                                    DEMOKRASI
            Mereka membutuhkan keadilan

             Rapuh tampak mendung di hulubalang
            Demokrasi  kian merapuh
Masyarakat pemberani
Sebagai janji demokrasi

                       


Kamis, 13 Juni 2013

GITAR TUA

  Gitar Tua
 by : nona kacamata

dinda, mengapa kepergianmu kini terus menggerogoti aliran darahku
kini semua hilang terbawa angin yang berlalu lalang di sanubariku
entah mengapa sorot matamu itu kian merasuk. 
ingatkah dinda? 
di saat Gitar tua itu kita mainkan bersama
seiring alunan lagu romantis
seirama semerbak alunan musik nan bernuansa 
                                  

                                    kini gitar tua itu hanya sebuah kenangan beralaskan karpet putih 
                                    tak satupun senarnya yang dapat kembali di dendangkan layaknya sedulu 


Dindaaa... 
akankah kenangan kita terulang kembali?
mungkin itu hanya sebuah mimpiku yang sedari dulu ingin kucurahkan ke dalam sebuah diaryku.